Mendaftarkan merek di Indonesia kini sudah cukup mudah, Pemerintah kita sudah mengakomodir warganya untuk mendaftarkan mereknya dengan lebih mudah, agar tidak dilanggar hak ekonomisnya. Di tahun 2016, setelah Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis (UU MIG) direvisi dan disahkan, kemudian diundangkan pada tanggal 25 November 2016, tercatat 48.739 pendaftar merek dengan kewarganegaraan Indonesia di situs DJKI.
Revisi Undang-Undang ini terbukti ampuh dalam meningkatkan minat warga, karena di tahun 2015, tercatat hanya ada 35.636 pendaftar, atau terjadi peningkatan sebesar 37%.
Selanjutnya peningkatan terus terjadi tiap tahun, dengan rata-rata peningkatan sebesar 17%. Tahun 2019 jadi tahun dengan peningkatan tertinggi, mencapai 22% dengan jumlah pendaftar mencapai 68.915.
Saat Pandemi COVID-19 melanda Indonesia di awal 2020, ekonomi ikut goyah. Banyak bisnis yang kolaps dan karyawan dirumahkan. Akibatnya bermunculan usaha-usaha baru dari kategori UMKM, yang dirasakan perlu untuk didaftarkan mereknya.
Sebaliknya, negara China yang di tahun 2019 permohonan pendaftaran mereknya melonjak sampai 50%, dari 2.810 ke 4.193, di tahun 2020 justru menurun dengan 3.828 permohonan saja. Tapi dengan jumlah ini, China masih bisa mempertahankan posisinya sebagai negara dengan jumlah permohonan tertinggi di Indonesia sejak 2018.
Negara-negara lain yang juga mendominasi permohonan pendaftaran merek di DJKI sepanjang tahun 2020 adalah Amerika Serikat (2,9%), Jepang (1,9%), dan Singapura (1,6%).
Nah, ternyata pandemi ini tidak menyurutkan keinginan masyarakat untuk terus berusaha dan mendaftarkan mereknya. Bagaimana menurut Partners?
Sumber:
https://pdki-indonesia.dgip.go.id (diakses pada tanggal 1 April 2021)
Am Badar & Am Badar
Intellectual Property Rights | Since 1965
Jalan Wahid Hasyim 14, Jakarta INDONESIA 10340
+62 (21) 3983 7314
+62 (21) 3983 7300
marketing@ambadar.co.id
