Sistem paten di era digital berperan penting memberikan penemu hak eksklusif atas invensi di bidang teknologi dalam kurun waktu tertentu. Baik untuk dirinya sendiri maupun dengan pihak lain.
Sebab, sistem ini berfungsi sebagai pelindung saat kekayaan intelektual masuk ke ranah publik. Adanya sistem ini membantu meningkatkan inovasi perusahaan dan pertumbuhan ekonomi negara.
Akan tetapi, sistem ini didera berbagai permasalahan yang pelik. Siapa yang layak mendapatkan hak ini? Siapa yang menggarap tumpukan aplikasi dari seluruh dunia? Simak artikel berikut ini untuk mengetahui solusi nyata bagi permasalahan tersebut!
Lanskap Inovasi yang Berkembang di Era Digital
Patent adalah bagian dari Hak atas Kekayaan Intelektual atau HaKI. Perpaduan antara teknologi dan ilmu pengetahuan membuat manusia era ini menjadi lebih kreatif dan inovatif. Kekayaan intelektual inilah yang akan mendapatkan perlindungan dan penghargaan.
Era digital mendorong pengembangan dinamika teknologi yang begitu cepat, sehingga banyak penemu bersaing untuk mendapatkan hak eksklusif guna memenangkan kompetisi.
Sistem paten di era digital diharapkan menjadi sumber pendorong utama pertumbuhan ekonomi dan kemajuan sosial. Lantaran penekanan pengetahuan akan pentingnya inovasi tidak seimbang dengan sistem inovasi saat ini.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, seperti blockchain, Artificial Intelligence (AI), dan big data, memungkinkan sistem tersebut berubah ke arah yang lebih baik.
Perbedaan karakteristik teknologi digital dan inovasi di masa lalu dan masa kini, menimbulkan permasalahan yang kompleks. Para sarjana, praktisi, dan pembuat kebijakan di era digital harus memikirkan bagaimana caranya memanfaatkan teknologi yang baru untuk memecahkan permasalahan di sistem lama.
Sistem ini bukanlah hal yang baru, sistem ini telah digunakan selama berabad-abad. Dengan demikian, kehadiran dan kesempurnaan sistem ini sangat diperlukan dalam ekonomi modern.
Tantangan Baru yang Dihadapi Sistem Paten
Banyak sarjana dan praktisi mencari tahu hubungan antara hak eksklusif dan inovasi untuk melakukan serangkaian perbaikan pada desain sistem ini.
Di tengah masa penelitian, mereka menyoroti beberapa tantangan yang akan dihadapi oleh sistem paten di era digital. Berikut adalah tantangan-tantangan sistem modern:
1. Penentuan Penerima Paten
Siapakah yang wajib mendapatkan hak kekayaan intelektual? Teknologi digital mampu menyelesaikan permasalahan ini dengan membaginya menjadi dua kategori.
Pertama, sistem first to invent berdasarkan waktu penyelesaian, di mana siapapun yang menyelesaikan penemuan pertama kali akan mendapatkan hak kekayaan intelektual.
Kedua, sistem first to file berdasarkan waktu pengajuan, di mana siapapun yang mengajukan aplikasi terlebih dahulu akan mendapatkan hak tersebut.
Sistem first to invent sebenarnya yang paling sejalan dengan prinsip “penargetan” di ekonomi. Namun, banyak negara yang telah mengaplikasikan sistem first to file.
Bahkan, negara yang awalnya menganut sistem first to invent, contohnya Amerika Serikat, lama-kelamaan bergeser secara bertahap ke sistem first to file.
Pergeseran ini berdasarkan kesulitan di lapangan saat menentukan siapa penemu kekayaan intelektual pertama kali. Selain itu, meski telah mendapatkan HaKI, panemu tersebut kesulitan untuk mengungkapkan inovasi dan bukti temuannya.
Di sisi lain, sistem first to file menyebabkan penemu terpaksa untuk segera mematenkan temuannya. Dengan demikian, temuan atau teknologi jauh dari kata matang.
2. Proses Pemeriksaan Paten
Masalah yang dihadapi sistem paten di era digital berikutnya, yaitu pada proses pemeriksaan hak eksklusif. Kantor HaKI terbebani oleh ledakan pengaplikasian dari seluruh dunia.
Hal itu menyebabkan berbagai macam permasalahan, seperti aplikasi yang menumpuk, pemberian hak yang semakin lama, dan penurunan kualitas pemeriksaan.
Apakah Anda menemui permasalahan dalam proses pemeriksaan aplikasi? Berjuang sendiri melawan hukum kekayaan intelektual yang kompleks akan sangat menyulitkan. Maka dari itu, Anda bisa hubungi Am Badar & Am Badar untuk konsultasi layanan paten atau perkaya wawasan Anda dengan membaca berbagai artikel kami.
Peluang untuk Peningkatan Sistem Paten
Penentuan penerima hak eksklusif tak akan menjadi masalah di era modern ini. Anda dapat menemukan cara yang lebih efisien untuk mencatat segala informasi yang dibutuhkan ataupun dihasilkan dari penemuan. Informasi tersebut dapat membantu untuk mengidentifikasikan siapa penemu pertama.
Masalah terkait proses pemeriksaan pun akan hilang. Teknologi digital, seperti teknologi blockchain dan Artificial Intelligence (AI) menawarkan solusi yang ditunggu-tunggu selama ini. Teknologi tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pemeriksaan HaKI.
Sistem paten di era digital telah melalui perkembangan yang jauh lebih baik daripada beberapa dekade sebelumnya. Di satu sisi, sistem teknologi dan ekonomi memperburuk masalah di masa lalu.
Di sisi lain, sistem tersebut membawa kemungkinan baru bagi hak kekayaan intelektual, yang mana memberikan solusi terbaik bagi beberapa permasalahan.
Masa Depan Sistem Paten
Kemajuan teknologi digital melahirkan ide baru untuk memecahkan masalah di sistem hak eksklusif. Contohnya, Distributed Ledger Technologies (DLTs).
Transparansi DLT memungkinkan banyak pihak, terutama para ahli untuk berpartisipasi dalam pemeriksaan. Karena itu, masalah beban tekanan di kantor HaKI dan kualitas pemeriksaan terselesaikan.
Kemudian, ada teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang menggantikan manusia mengerjakan pekerjaan rutin di bidang tertentu. Di penerapannya, banyak pekerjaan yang menjadi lebih optimal dan efisien berkat teknologi ini.
Sistem paten di era digital ini didasari oleh fakta kesalahan pengalokasian sumber daya manusia.
Ada 11.421 pemeriksa HaKI di Tiongkok pada tahun 2017. Di Amerika Serikat, ada 12.759 pekerja dan di Eropa ada 6.696 pekerja sepanjang tahun 2018.
Selain jumlahnya, pekerja HaKI harus memiliki banyak wawasan, keterampilan, dan profesionalitas.
Kebutuhan akan sumber daya manusia yang sangat tinggi ini tentu saja berimbas pada biaya kelembagaan di sistem HaKI.
Selain itu, gaji yang kompetitif berdampak langsung pada biaya pengajuan hak eksklusif. Biaya yang tinggi juga meningkatkan banyak penemu yang tidak mematenkan kekayaan intelektual mereka.
Oleh karena itu, kemunculan AI sebagai pengganti atau pembantu manusia masih menjadi topik pembicaraan di banyak forum diskusi.
AI dikendalikan oleh sistem komputer untuk meniru kecerdasan manusia. Kemampuan sistem teknologi ini dapat memecahkan masalah berdasarkan informasi yang dikumpulkan.
Sebagian besar AI dapat menggantikan pekerjaan rutin manusia dan sebagian kecil sudah dapat membantu manusia mengambil keputusan. Contohnya dalam personalisasi iklan, pemandu wisata cerdas, pelatihan virtual di dunia medis, dan masih banyak lagi.
Kesimpulan
Sistem paten di era digital membantu Anda dan para penemu di luar sana mendapatkan hak atas kekayaan intelektual. Selain itu, sistem tersebut mendorong kemajuan dan meningkatkan inovasi di segala lini kehidupan, terutama pada permasalahan dan peluang dalam ekonomi digital.
Apakah Anda menghadapi permasalahan dalam proses aplikasi HaKI? Jika Anda mencari mitra kerja yang kompeten dan ahli di bidang ini, ingatlah Am Badar & Am Badar selalu berada di pihak Anda.
Dengan pengalaman membantu perseorangan dan perusahaan mendapatkan perlindungan hak kekayaan intelektual dan merek dagang, kami memiliki pemahaman yang baik di bidang hukum yang kompleks ini. Untuk itu, hubungi kami untuk konsultasi layanan paten sekarang atau kunjungi halaman artikel kami untuk menjelajahi berbagai informasi!