Tuduhan plagiarisme dalam dunia K-pop selalu muncul bagi setiap boy group atau girl group yang sedang melakukan comeback. Kali ini, kasus plagiarisme melibatkan dua girl group yang sedang naik daun yaitu ILLIT dan NewJeans.
ILLIT adalah girl group yang dituduh melakukan plagiarisme terhadap NewJeans. Klaim plagiarisme tersebut menyebutkan bahwa ILLIT meniru koreografi hingga tata rambut panggung milik NewJeans. Setidaknya begitu kata Min Hee-jin, produser NewJeans sekaligus CEO Ador yang merupakan ‘rumah’ dari NewJeans.
Namun, apakah tuduhan bahwa ILLIT melakukan plagiat terhadap NewJeans terbukti benar? Mari ketahui melalui pembahasan berikut ini!
Kronologi Tuduhan Plagiarisme ILLIT?
ILLIT dan NewJeans berada dalam satu atap perusahaan yang sama, yaitu HYBE. Namun, keduanya dikelola oleh sublabel yang berbeda. ILLIT dikelola oleh BELIFT LAB, sedangkan NewJeans dikelola oleh Ador.
Tuduhan bahwa ILLIT melakukan plagiarisme terhadap NewJeans bermula dari pernyataan publik yang dikeluarkan oleh Min Hee-jin selaku CEO Ador. Berikut penjelasan selengkapnya:
Inti Skandal Plagiarisme dalam Kasus ILLIT & NewJeans
Min Hee-jin memberikan pernyataan publik pada bulan April 2024 mengenai plagiarisme NewJeans oleh ILLIT. Dalam pernyataannya, Min Hee-jin menyebutkan bahwa ILLIT meniru seluruh aspek aktivitas hiburan NewJeans.
Salah satu aspek utama plagiarisme yang ramai dibicarakan oleh fans masing-masing grup di media sosial adalah dari sisi koreografi.
Namun, Min Hee-jin dalam pernyataannya merinci bahwa ILLIT meniru semua aspek dari NewJeans. Mulai dari kostum, tata rias, tata rambut, video, foto, serta penampilan ILLIT di berbagai acara.
Terkait hal tersebut, kritikus musik dari Seoul bernama Kim Do-heon turut berkomentar. Kim menyatakan bahwa hal-hal yang disebutkan Min Hee-jin secara teknis tidak bisa dikategorikan ke dalam plagiarisme. Sebab, hukum hak cipta tidak melindungi bidang seperti tata rias, tata rambut, hingga gaya berpakaian.
BELIFT LAB selaku label yang menaungi ILLIT juga telah memberikan pernyataan menanggapi tuduhan plagiarisme oleh Min Hee-jin. Mereka menepis tuduhan tersebut dengan tegas.
Pihak manajemen BELIFT LAB juga telah menyerahkan bukti pada otoritas kehakiman agar tuduhan tersebut dapat dibuktikan tidak benar. BELIFT LAB menyudahi pernyataan dengan menyampaikan bahwa pihaknya akan klarifikasi mengikuti prosedur hukum walau prosesnya cukup lama.
Adapun situasi yang sengit ini terjadi akibat perseteruan antara Min Hee-jin dan HYBE, khususnya dari jajaran eksekutif. Dampak dari tuduhan atas plagiarisme ini pun sangat signifikan karena ILLIT menjadi target komentar jahat di media sosial.
Mengapa Industri Kpop Sering Mengalami Pelanggaran Hak Cipta?
Latar belakang industri K-pop yang rentan mengalami pelanggaran hak cipta berkaitan dengan melekatnya pengaruh industri musik Amerika dan juga Jepang. Berbagai seniman dan komposer bercerita bagaimana mereka belajar musik-musik Barat serta Jepang.
Hal tersebut sudah terjadi sejak dulu, dengan harapan para seniman dan komposer K-pop dapat menghasilkan musik yang terdengar trendi. Masa lalu K-pop pun pada akhirnya terbiasa menerapkan praktik referensi musik Barat.
Kang Il-kwon, seorang kritikus musik pop percaya kalau praktik referensi tersebut membuat para artis hingga komposer musik K-pop menurun kualitasnya dalam proses kreatif bermusik. Bila ada suatu tren, maka artis yang lain akan terpengaruh oleh tren musik tersebut.
Metode seperti itu yang akan menimbulkan masalah pelanggaran hak cipta hingga tuduhan plagiarisme bila diterapkan secara berlebihan. Ini kemudian membawa industri K-pop pada berbagai kasus plagiarisme seperti yang disebutkan pada pembahasan berikut.
1. Daftar Kasus Pelanggaran Hak Cipta dan Plagiarisme KPOP
Terdapat banyak kasus terkait pelanggaran hak cipta serta plagiarisme dalam industri K-pop. Ada yang berasal dari girl group, boy group, hingga penyanyi solo. Beberapa di antaranya bisa Anda ketahui di bawah ini:
-
NMIXX vs. ATEEZ
Ketika debutnya dengan lagu ‘O.O’, NMIXX yang merupakan girl group besutan JYP Entertainment ini terlibat tuduhan atas plagiarisme. Tepatnya pada video musik lagu tersebut. Terdapat bagian yang mirip dengan klip dari video musik ‘Illusion’ milik boy group.
Contohnya, klip kapal layar di langit dengan awan bernuansa merah muda. Selain itu, ada pula klip yang menunjukkan pemandangan perkotaan dengan langit biru.
Berbagai kesamaan pada video musik kedua grup K-pop tersebut mendorong para penggemar menaikkan tagar untuk mengkritik JYP Entertainment.
-
IU vs. Nekta
Solois ‘IU’ juga sempat tersandung isu tuduhan plagiarisme pada tahun 2013 lalu. Lagu IU berjudul ‘Red Shoes’ dikatakan mirip dengan lagu dari Nekta berjudul ‘Here’s Us’. Namun, tuduhan tersebut langsung dibantah dari agensi IU.
Banyak pakar musik internasional yang menganalisis lagu Red Shoes dari IU tersebut. Hasilnya, terdapat perbedaan yang jelas pada bagian progresif akor. Walaupun begitu, tetap banyak netizen yang mengklaim bahwa lagu milik IU plagiat dan mirip melodinya.
-
GOT7 vs. Lyta
Video musik dari GOT7 untuk lagu ‘Just Right’ diplagiasi oleh Lyta dalam video musik untuk lagu ‘Hold Me Down’. Terdapat beberapa bagian dari video musik Lyta yang terlihat serupa dengan video musik milik GOT7.
Kemiripan tersebut terlalu persis untuk dianggap kebetulan semata. Bahkan, beberapa bagian video musik ‘Hold Me Down’ dari Lyta juga meniru video musik dari ‘Just Right’ dari segi aksesoris hingga sudut pandangnya.
Peran Hukum Hak Cipta dalam Dunia Hiburan
Dunia hiburan akan terhindar dari pelanggaran hak cipta serta tuduhan plagiarisme apabila memahami hukum hak cipta secara komprehensif. Ini mengingat para pekerja dalam dunia hiburan mengetahui hak eksklusif atas hak cipta terhadap karya yang diciptakan.
Hak cipta sendiri berlaku untuk karya kreatif yang cukup luas, termasuk musik. Melalui hak cipta, maka pekerja di industri hiburan terutama K-pop bisa dengan tenang mereproduksi, mendistribusikan, hingga menampilkan karya secara publik.
Layanan Hak Cipta dari Am Badar & Am Badar juga bisa menjadi pilihan tepat bagi Anda yang berkecimpung di bidang ini, segera hubungi kami untuk informasi lebih detail.
Pekerja dalam Dunia Hiburan Harus Mengetahui Aturan Hak Cipta & Plagiarisme
Hak cipta merupakan seperangkat prinsip yang mengatur hak atas pencipta karya asli secara hukum. Dalam dunia hiburan, karya yang dilindungi contohnya musik, foto, hingga film.
Melalui hak cipta, pekerja dunia hiburan yang berperan sebagai pencipta karya asli akan mendapatkan hak eksklusif yang memungkinkan mereka mengendalikan penggunaan karya, terutama perolehan keuntungannya.
Apabila karya tersebut dijiplak, maka artinya sang penjiplak telah melakukan pelanggaran hak cipta dalam bentuk plagiarisme. Karya tersebut disalahgunakan karena sang penjiplak menyajikan karya selayaknya milik sendiri tanpa seizin pemilik karya.
Oleh sebab itu, perlu adanya tindak lanjut secara hukum, seperti salah satunya klaim ganti rugi. Anda pun bisa memperoleh putusan dari pengadilan agar penjiplak yang melanggar hak cipta tidak lagi mengulangi tindakannya.
Konsultasikan Plagiarisme dan Pelanggaran Hak Cipta Anda dengan AM Badar
Tuduhan plagiarisme dalam dunia hiburan rentan terjadi apabila Anda tidak melakukan tindakan preventif untuk melindungi karya-karya kreatif Anda. Maka dari itu, percayakan Layanan Hak Cipta dari Am Badar & Am Badar yang berkualitas!
Mulai dari pencatatan hingga sengketa hak cipta, kami siap melayani apapun kebutuhan Anda! Tindakan hukum seperti klaim ganti rugi atas plagiarisme pun dapat dengan mudah kami kerjakan. Jadi, hubungi kami untuk konsultasi lebih detail! Kunjungi juga laman layanan dan artikel untuk perlindungan kekayaan intelektual yang komprehensif!