Tidak dapat dipungkiri bahwa era digital ini memudahkan siapa saja untuk mengakses dan berbagai karya kreatif. Namun, bagaimana dengan penciptanya sendiri? Dalam hal inilah hak moral atau moral rights memiliki peran yang sangat penting.
Dengan adanya hak ini, pencipta dapat melindungi karyanya dari penggunaan yang tidak seharusnya. Anda bisa mengandalkan pengacara untuk melisensikan karya tersebut. Berikut Pengacara Hak Cipta: Melisensikan Karya Anda di Indonesia. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai perlindungan ini, mari pahami informasi di bawah ini!
Apa itu Hak Moral?
Moral rights adalah sebuah hak istimewa yang dimiliki oleh penemu karya sastra, musik, drama, atau seni. Hak ini berfungsi untuk melindungi integritas dari karya-karya tersebut serta melindungi reputasi dari penciptanya.
Dengan hak pribadi ini, pencipta akan selalu terhubung dengan karyanya. Hak ini juga merupakan bentuk penghargaan bagi sang pencipta pada saat karya tersebut digunakan atau ditampilkan oleh pihak lain.
Selain itu, hak ini juga akan mengharuskan nama pencipta karya selalu ditampilkan bersamaan dengan karya tersebut. Hal ini disebut dengan hak atribusi. Misalnya, nama Anda akan selalu terpampang dalam sebuah pameran, kredit film yang Anda bintangi, atau bersama karya tulis yang Anda publikasikan.
Hak ini juga membantu menjaga karya yang Anda ciptakan agar tidak digunakan sewenang-wenang yang dapat merusak reputasi Anda. Hak ini disebut dengan hak integritas. Artinya, tidak ada pihak yang dapat menghancurkan karya Anda tanpa izin dan tidak ada yang dapat menampilkan karya tersebut dengan cara yang dapat merusak maknanya.
Perbedaan Hak Moral dengan Hak Cipta
Sejauh ini, masih banyak orang yang masih tertukar dan belum dapat membedakan antara moral rights dengan hak cipta. Meskipun sama-sama melindungi suatu penemuan, tetapi kedua perlindungan ini merupakan jenis yang berbeda.
Moral rights adalah hak yang melekat pada pencipta yang berhubungan dengan integritas dan reputasi karya mereka. Hak ini tidak dapat dipindahkan atau dialihkan kepada orang lain, bahkan jika hak cipta karya tersebut telah dijual atau dialihkan.
Sementara itu, hak cipta adalah hak eksklusif yang diberikan kepada pencipta atau pemegang hak untuk mengontrol penggunaan karya mereka. Hak ini mencakup hak untuk menggandakan, mendistribusikan, menampilkan, dan membuat karya inovatif dari karya tersebut.
Hak cipta biasanya dapat dipindahkan atau dialihkan melalui penjualan atau lisensi. Untuk mendapatkan hak cipta, pemilik karya dapat mengajukannya melalui Layanan Hak Cipta Am Badar & Am Badar.
3 Jenis Hak Moral
Seperti yang diketahui, moral rights berkaitan erat dengan hak atribusi dan hak integritas. Selain itu, hak ini juga melawan atribusi palsu. Ketiga hak tersebut merupakan jenis-jenis dari moral rights. Berikut penjelasannya!
-
Hak Atribusi
Hak atribusi disebut juga dengan hak kepengarangan. Hak ini yang menetapkan kepemilikan dari suatu karya. Dengan adanya hak atribusi, masyarakat bisa mengetahui informasi tentang pencipta dari suatu karya.
Hak atribusi akan mengharuskan nama pencipta dicantumkan dalam suatu karya. Cara ini sangat membantu dalam menghindari adanya plagiarisme. Selain itu, nama penulis juga harus dicantumkan dalam adaptasi atau reproduksi suatu karya.
Di beberapa negara, hak atribusi harus dilakukan sesuai penegasan yang berlaku. Penulis harus menyatakan dengan tegas bahwa karya tersebut adalah miliknya. Penegasan ini dapat dilakukan melalui kontrak hukum.
Sementara itu, sebuah karya seni yang dipamerkan di suatu pameran dapat ditegaskan dengan cara mencantumkan nama penciptanya pada bingkai dari karya tersebut. Dalam penegasan ini, pencipta boleh menggunakan nama asli atau nama samaran.
-
Hak Integritas
Hak yang satu ini akan melindungi pencipta karya dari hal-hal yang dapat merendahkan integritasnya. Setiap perlakukan yang dapat merendahkan, seperti distorsi material dari suatu karya, pengubahan karya, atau penghancuran suatu karya, akan dilindungi oleh hak integritas.
Singkatnya, sebuah karya tidak akan dapat diubah bila akan merugikan pemiliknya. Dengan adanya hak ini, reputasi pencipta lebih terjaga agar tidak hancur. Namun, hak ini hanya akan berlaku bila terjadi adaptasi baru dari suatu karya ke bentuk lainnya.
-
Hak Melawan Atribusi Palsu
Hak yang satu ini menyebutkan bahwa seseorang tidak boleh mengaku-ngaku sebagai pemilik dari suatu karya. Dengan adanya hak melawan atribusi palsu, dapat mencegah seseorang untuk mengakui suatu karya padahal karya tersebut bukan miliknya.
Mengapa Hak Moral itu Penting?
Hak ini menjadi sangat penting karena berkaitan dengan perlindungan bagi suatu karya, baik untuk penciptanya ataupun karya itu sendiri. Hak ini menunjukkan bahwa adanya hubungan kuat antara suatu karya dan penciptanya. Berikut beberapa alasan mengapa hak ini begitu penting:
-
Pengakuan Identitas Pencipta
Moral rights memastikan bahwa pencipta diakui sebagai pembuat karya. Pengakuan ini penting tidak hanya untuk reputasi profesional pencipta tetapi juga untuk kepuasan pribadi dan kebanggaan dalam hasil karyanya.
Dalam banyak kasus, karya seni, sastra, atau karya kreatif lainnya menjadi identik dengan nama penciptanya. Misalnya, “Mona Lisa” selalu dikaitkan dengan Leonardo da Vinci. Pengakuan ini membantu memastikan bahwa keahlian pencipta diakui dan dihargai oleh masyarakat luas.
-
Perlindungan Integritas Karya
Moral rights memberikan perlindungan terhadap perubahan atau distorsi yang bisa merusak integritas karya asli. Pencipta memiliki hak untuk mencegah tindakan yang dapat merusak atau memodifikasi karya mereka tanpa izin.
Misalnya, jika sebuah lukisan diubah atau disalin secara sembarangan, makna asli atau kualitas estetika dari karya tersebut dapat hilang atau rusak. Perlindungan ini membantu agar pesan asli dan nilai artistik dari karya tersebut tetap terjaga.
-
Kontrol atas Penggunaan dan Penyebaran Karya
Pencipta memiliki hak untuk menentukan bagaimana dan di mana karya mereka digunakan. Hak ini penting untuk memastikan bahwa karya tidak digunakan dalam konteks yang tidak sesuai atau merusak reputasi pencipta.
Misalnya, sebuah lagu yang diciptakan untuk menyampaikan pesan perdamaian mungkin tidak sesuai jika digunakan dalam iklan yang mempromosikan kekerasan. Dengan hak ini, pencipta dapat mengontrol penggunaan karya mereka sehingga sesuai dengan nilai dan tujuan awal penciptaan.
Meskipun hak ini tidak memberikan keuntungan finansial secara langsung, tetapi dapat mencegah adanya perubahan atau modifikasi karya yang dapat merugikan. Hak ini juga dapat menjaga integritas pencipta dari “tangan-tangan nakal” yang dapat merusak karya dan reputasi pencipta.
Meskipun seseorang telah mengalihkan hak cipta tersebut pada pihak lain, moral rights tetap menjadi milik pencipta asli dari karya tersebut. Hal ini sudah ditetapkan dalam berbagai ketentuan undang-undang hak cipta di berbagai negara.
Bagaimana Hak Moral Mempengaruhi Dunia Modern?
Seperti yang diketahui bahwa saat ini suatu karya sangat mudah diakses dan dipublikasikan. Hal ini seolah menjadi dua sisi mata pisau, bisa menguntungkan dan tidak menguntungkan. Keuntungannya, Anda menjadi lebih mudah dalam mempublikasikan karya tertentu.
Namun, sisi negatifnya yaitu karya tersebut menjadi sangat mudah diakses oleh orang lain dan berpotensi besar untuk dipergunakan secara tidak baik oleh orang lain. Namun, dengan adanya oral rights hal ini tetap dapat diatasi. Pasalnya, hak ini yang mengikat kuat antara pencipta dengan suatu karya.
Untuk mempertegas hak moral, pencipta dapat mengajukan hak paten bersama Layanan Hak Cipta Am Badar & Am Badar. Dengan layanan ini, Anda bisa mendapatkan perlindungan hukum yang jelas dari suatu karya. Ketahui juga Panduan Klaim Hak Cipta di Indonesia bagi Agen Asing.
Referensi
- https://www.artslaw.com.au/legal/raw-law/what-are-moral-rights/
- https://www.wipo.int/export/sites/www/sme/en/documents/pdf/ip_panorama_5_learning_points.pdf
- https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=18741
- https://peraturan.bpk.go.id/Download/28018/UU%20Nomor%2028%20Tahun%202014.pdf
- https://blog.ipleaders.in/moral-rights/
Reviewed by Nabil Argya Yusuf