World Intellectual Property Organization/WIPO baru saja merilis edisi tahun 2025 dari Global Innovation Index (GII). Laporan ini menilai hampir 140 perekonomian di seluruh dunia berdasarkan kemampuan dan hasil inovasinya, sekaligus merangkum berbagai perkembangan penting yang memengaruhi ekosistem inovasi global. Selain itu, GII juga meninjau pertumbuhan kekayaan intelektual (KI) dan kemampuan kreatif tiap negara.
Berikut adalah beberapa poin penting yang sebaiknya diperhatikan oleh para profesional KI:
Pendaftaran Paten: Stabil di Tengah Pertumbuhan yang Rentan
Setelah sempat mengalami penurunan langka pada tahun 2023, pendaftaran paten internasional kembali meningkat sebesar 0,5% di tahun 2024. Meski menunjukkan tanda pemulihan, WIPO mencatat bahwa pertumbuhan ini masih rapuh dan tidak merata di berbagai wilayah.
Beberapa negara seperti Tiongkok dan Korea Selatan tetap menunjukkan aktivitas paten yang kuat, sementara Jepang, Amerika Serikat, dan Jerman mengalami penurunan. Negara berpendapatan menengah ke bawah juga masih tertinggal dalam hal pertumbuhan paten.
Bagi profesional KI, penting untuk terus memantau tren paten di tingkat regional dan pasar yang sedang berkembang guna mengidentifikasi area dengan momentum inovasi yang meningkat maupun yang mulai melambat.
Tren Investasi Inovasi dan Dampaknya terhadap Aktivitas KI
Investasi R&D korporasi mencapai rekor USD 1,3 triliun pada tahun 2024. Namun, laju pertumbuhannya menurun tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Aktivitas venture capital (VC) juga melambat, dengan jumlah transaksi global turun 4,4% selama tiga tahun berturut-turut, meskipun nilai totalnya sedikit naik karena adanya megadeal di AS dan sektor-sektor terkait AI.
Konsentrasi investasi ini menunjukkan bahwa inovasi global cenderung berpusat pada teknologi dan wilayah tertentu. Akibatnya, portofolio KI di masa depan mungkin akan semakin fokus pada area yang lebih sempit, baik secara teknologi maupun geografis.
Dominasi Tiongkok dalam Paten dan Inovasi Global
Kenaikan Tiongkok ke posisi 10 besar ekonomi paling inovatif dunia menjadi tonggak penting dalam lanskap KI global. Hal ini merupakan hasil dari upaya strategis negara tersebut memperkuat sistem kekayaan intelektual dan mendorong penelitian serta inovasi.
Klaster inovasi utama seperti Shenzhen–Hong Kong–Guangzhou dan Beijing kini mendominasi aktivitas paten dan investasi VC. Profesional KI disarankan untuk memperhatikan semakin besarnya pengaruh Tiongkok saat menyusun strategi paten global dan memantau arah inovasi para pesaing.
Peran Klaster Inovasi dalam Memusatkan Aktivitas KI
Kegiatan inovasi dunia masih terkonsentrasi pada wilayah tertentu. 100 klaster inovasi teratas menyumbang sekitar 70% dari seluruh pendaftaran paten dan transaksi VC global.
Beberapa klaster utama di antaranya adalah Shenzhen–Hong Kong–Guangzhou (Tiongkok), Tokyo–Yokohama (Jepang), San Jose–San Francisco (AS), Beijing (Tiongkok), dan Seoul (Korea Selatan).
Di sisi lain, klaster yang muncul di negara berpendapatan menengah seperti Bengaluru, Delhi, Mumbai (India) dan Mexico City mulai menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Hal ini menandakan adanya pergeseran pusat inovasi global. Bagi profesional KI, wilayah-wilayah tersebut menawarkan peluang baru untuk mengamati potensi inovasi dan memberikan saran strategis terkait perlindungan KI di pasar yang sedang berkembang.
Perubahan Sektor yang Mempengaruhi Aktivitas Paten dan R&D
Peta teknologi dunia kini semakin terbelah. Sektor ICT, AI, perangkat lunak, dan farmasi terus memperluas anggaran R&D dan portofolio patennya, sementara sektor tradisional seperti otomotif dan barang konsumsi justru menekan belanja inovasi.
Profesional KI perlu menyesuaikan strategi agar dapat menangkap peluang di sektor yang sedang tumbuh sekaligus mengelola risiko di sektor yang stagnan.
Negara Berpendapatan Menengah: Meningkatnya Potensi KI
Banyak negara berpendapatan menengah terus memperbaiki posisinya dalam peringkat inovasi global, berkat investasi besar di bidang pendidikan, infrastruktur digital, dan ekosistem bisnis yang semakin matang.
Negara-negara seperti India, Türkiye, Vietnam, Maroko, dan Iran menonjol berkat kemajuan yang pesat. Bagi profesional KI, ini berarti adanya peluang baru untuk pengembangan pasar, komersialisasi, dan investasi di bidang kekayaan intelektual.
Kemajuan Indonesia di Tengah Tantangan
Menurut laporan GII 2025, Indonesia menempati peringkat ke-55 dari 139 ekonomi, menjadikannya salah satu negara berpendapatan menengah dengan peningkatan tercepat.
Kemajuan ini didorong oleh kekuatan pada ukuran pasar, semangat kewirausahaan, dan industri kreatif yang berkembang pesat. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam hal investasi R&D dan aktivitas paten.
Bagi profesional KI Indonesia, ini adalah momen yang tepat untuk memanfaatkan momentum tersebut dan memperkuat peran Indonesia di kancah inovasi global.
Kesimpulan
Bagi profesional KI, penting untuk terus mengikuti perkembangan baik di tingkat global maupun lokal. Perhatikan wilayah mana yang sedang memperkuat ekosistem KI-nya dan sektor mana yang mengalami pertumbuhan atau penurunan.
Dengan terus memantau tren ini, praktisi dapat mengantisipasi perubahan lebih baik, menemukan peluang baru untuk perlindungan KI, dan memaksimalkan nilai jangka panjang dari portofolio mereka.
Untuk pertanyaan lebih lanjut terkait topik ini atau isu KI lainnya, silakan hubungi kami di ambadar@ambadar.co.id.






