Tepat pada tanggal 14 Maret, 143 tahun yang lalu, seorang insinyur dan istrinya menyambut kelahiran anak pertama mereka: bayi laki-laki yang kelak akan mewarisi kecintaan ayahnya terhadap sains dan teknologi.
Sejak kecil, bocah tersebut menunjukan kecerdasan dan kreativitas yang luar biasa, sehingga dapat melebihi teman-teman sebayanya, dan bahkan dapat menguasai kalkulus pada umur 14 tahun! Kejeniusan ini tidak berhenti pada usia dini. Seiring menanjak dewasa, ia terus dengan gigih mengembangkan bakatnya sampai menjadi salah satu ilmuwan terkemuka, bukan hanya pada masanya, tapi dalam sejarah manusia. Penemuan-penemuan serta ajarannya telah mengubah dunia, dan kini ia dikenal sebagai salah satu tokoh sains paling berpengaruh.
Bagi orang awam, nama Albert Einstein mungkin sudah sinonim dengan kata “jenius”. Mungkin partners mengenalnya melalui rumus yang ia gagaskan, E = mc2 . Dalam rangka memperingati kelahiran Albert Einstein, kita bahas prestasi-prestasi sang ilmuwan legendaris ini.
Meskipun tidak mudah untuk meringkas sumbangan ilmu dari figur sebesar beliau, Einstein mungkin paling dikenal akibat teori relativitas, serta kontribusi krusialnya terhadap pengembangan teori mekanika kuantum. Dua teori yang secara mengubah bagaimana fisikawan melihat dunia. Namun Einstein juga tercatat sebagai pemilik dari sejumlah paten? Ya, bahkan pada saat beliau masih muda dan baru saja menyelesaikan studinya, ia sempat bekerja di suatu kantor paten di Swiss. Ia ditugaskan untuk memeriksa orisinalitas objek-objek yang diajukan. Berbagai sejarawan menduga, bahwa pengalaman Einstein sebagai pegawai kantor paten adalah salah satu faktor yang meransang sifat inovatifnya.
Berikut adalah beberapa contoh dari puluhan paten yang dimiliki Einstein. Paten-paten tersebut, tidak hanya menggambarkan kreativitas beliau, namun juga berbagai aspek dari kepribadiannya yang mungkin jarang disorot. Inilah beberapa diantaranya:
- “LIGHT INTENSITY SELF ADJUSTING CAMERA”
Pada tahun 1935, Einstein bersama rekannya Gustav Peter Bucky, mengajukan permohonan paten untuk sebuah alat berbentuk kamera yang dapat secara otomatis menyesuaikan dengan cahaya di ruangan sekitar. Kamera ini berfungsi dengan menggabungkan sel fotolistrik ( Weston photronic) dengan suatu mekanisme untuk memutar poros. Alat ini sudah dibuat jauh sebelum diluncurkannya Kodak Super Six-20, kamera yang secara umum dikenal sebagai kamera pertama dengan fitur eksposur.
- “BLOUSE”
Selain seorang ilmuwan yang brilian, Einstein juga memiliki jiwa artistic yang jarang dibicarakan. Beliau dikenal sebagai pemain biola yang handal, dan gemar mengkonsumsi literatur-literatur terbaik pada masanya. Selain itu, ternyata Einstein juga memiliki ketertarikan terhadap mode.
Pada tahun 1936, Einstein meraih hak paten atas suatu desain untuk blus. Keunikan model ini terletak pada pembukaan dibagian samping blus, yang juga berfungsi sebagai lubang lengan. Selain itu, Einstein juga merancang dua set lubang kancing, sehingga pemakai dapat selalu mengenakan blus tersebut meskipun memiliki berat badan yang cenderung fluktuatif.
Inventif, modis, praktis, dan non-diskriminatif. Einstein memang sakti.
Salut kepada mereka yang menjalani hidup dengan membantu sesama, tak mengenali rasa takut, serta asing terhadap sifat agresivitas dan kebencian. Ini karakteristik pemimpin yang hebat dan bermoral.
Sisi kemanusiaan Einstein sangat esensial terhadap kepribadiannya. Beliau mengamini bahwa sains dan teknologi sebaiknya digunakan demi membangun masyarakat. Bahkan, moralitas dan integritas Einstein mendorongnya untuk meninggalkan negaranya sendiri. Einstein, tidak sekedar meninggalkan Jerman karena ia benci Nazisme, setelah perang dunia berakhir pun, ia menolak membangun hubungan apapun dengan negara kelahirannya. Ia menolak berbagai penghargaan serta posisi prestisius dari pemerintahan Jerman karena ia tidak bisa memaafkan aksi partai Nazi selama perang, terutama terhadap pembantaian 6 juta warga yahudi.
Meskipun tidak sesignifikan solidaritas geopolitik, namun dua paten berikut cukup menggambarkan bahwa Einstein memiliki hati yang dermawan di samping otak yang brilian.
- “SOUND REPRODUCTION SYSTEM”
Olga Eisner adalah seorang penyanyi yang juga merupakan kawan Einstein. Pada tahun 1928, Eisner mulai perlahan kehilangan pendengarannya. Sebuah kondisi yang mengerikan bagi siapapun, apalagi musisi. Untuk membantu temannya, Einstein pun bergegas untuk merancang sebuah alat bantu pendengar.
Alat yang Einstein rancang bersama rekannya, Goldsmith, ini berfungsi berdasarkan asas “magnetostriction”, yakni properti dari bahan feromagnetik yang menyebabkan perubahan bentuk atau dimensi selama proses magnetisasi.
Ketika sedang merancang alat untuk membantu Eisner, Einstein juga menulis sebuah puisi untuknya:
Ein biszchen Technik dann und wann
Auch Gruebler amusieren kann ‘
Drum kuehnlich denk ich schon so weit:
Wir legen noch ein zu zweit.
Teknik terkadang
Dapat menghibur para pemikir
Karena itu, ku melihat jauh kedepan
Suatu hari, kelak kita akan membuat sesuatu yang hebat
- “REFRIGERATION SYSTEM”
Banyak dari paten-paten yang dipegang Einstein, melibatkan teknologi-teknologi yang berkaitan dengan kulkas. Mungkin partners penasaran, mengapa figure sehebat Einstein, banyak menguruskan tenaganya untuk alat rumah tangga belaka. Ternyata, ada kisah tragis yang melatarbelakanginya, yakni terbunuhnya sebuah keluarga di Berlin akibat asap beracun dari segel kulkas yang rusak. Einstein dan rekannya Leo Szilard menjadikan musibah ini sebagai motivasi untuk merancang lemari es tanpa gas mematikan atau bagian bergerak yang bisa rusak.
Meskipun Kulkas Einstein tidak dikomersilkan pada masanya, salah satu aspek dari desainnya membuat alat tersebut menarik bagi masyarakat modern. Kulkas ini hanya ditenagai oleh sumber energi panas, sedangkan lemari es modern umumnya menggunakan pompa listrik. Oleh karena itu, kulkas ini dapat mudah diadaptasi untuk menggunakan energi bersih, seperti tenaga surya.
Teknologi ini masih dirasakan pengaruhnya sampai sekarang. Pada tahun 2016, Will Broadway merancang teknologi refrigerasi yang terinspirasi oleh desain Einstein. Bedanya adalah, alat rancangan Broadway dibuat untuk kepentingan medis, yakni untuk memastikan vaksin tetap dingin pada saat pengiriman ke negara-negara berkembang.
Bern Patent Office, dimana Einstein sempat bekerja, digambarkan oleh beliau sebagai “biara duniawi untuk menetaskan ide-ide indah”. Mungkin memang benar bahwa pengalamannya dalam meneliti ratusan invensi-invensi yang datang di kantornya, merangsang jiwa inventor dalam dirinya sendiri. Dari kisah Einstein, kita dapat memetik pesan bahwa kreativitas dapat dibentuk dan diasah. Apabila kita ingin menemukan ide brilian, maka kita harus bekerja keras untuk mendapatkanya tiap hari, sambil memperhatikan lingkungan sekitar sebagai sumber inspirasi. Selebihnya, seperti Einstein, alangkah baiknya apabila invensi kita ditujukan demi kesejahteraan dan kebaikan bersama.
Hubungi kami apabila Partners sudah menemukan ide brilian itu. Kami pastikan bahwa kami dapat memberikan layanan terbaik terkait paten.
Sumber: