Anda tentu tidak asing dengan berbagai media sosial yang kini semakin melekat untuk berbagai kebutuhan, mulai dari mencari informasi hingga berbagi kisah. Tentunya, Anda juga tidak asing dengan Twitter yang belakangan ini mengubah namanya menjadi X. Perubahan ini hangat diperbincangkan berbagai kalangan, termasuk tentang merek dagang X Corp.
Logo X yang dinilai mirip dengan Multiply, menyebabkan muncul pertanyaan apakah ini merupakan pelanggaran merek dagang atau bukan. Untuk lebih jelasnya, artikel ini akan menjelaskannya untuk Anda.
Lalu, terkait merek dagang yang kerap menjadi permasalahan, Am Badar & Am Badar adalah layanan yang patut dipertimbangkankan, simak Layanan Merek Dagang dari kami.
Kriteria Pelanggaran Merek Dagang
Jika bicara tentang pelanggaran merek dagang, maka tentunya Anda perlu mengenal berbagai kriteria pelanggaran tersebut. Di bawah ini adalah beberapa kriteria dari pelanggaran merek dan Anda bisa langsung mengamatinya dalam kasus merek dagang X Corp.
1. Kepemilikan Merek Dagang
Kriteria pertama yakni tentang kepemilikan merek. Untuk melihat potensi pelanggaran, perlu diketahui siapa yang pertama memiliki hak atas kepemilikan merek dagang tersebut.
Dalam kasus X Corps, logo X yang digunakan untuk nama baru dari media sosial Twitter ini dinilai mirip dengan merek dagang milik Multiply. Desain dengan gaya huruf X, menampilkan garis paralel dengan membentuk belah ketupat, merupakan merek Multiply yang telah sah terdaftar sejak tahun 2019.
Dengan adanya pendaftaran ini, maka Multiply memiliki hak eksklusif untuk memakai merek dagangnya. Hal ini memperkuat tuntutannya terhadap merek dagang X Corp.
2. Kesamaan Visual
Jika kembali melihat penjelasan poin pertama terkait bentuk huruf X yang digunakan oleh X Corp dan Multiply, maka keduanya memiliki kesamaan secara visual, sehingga dapat dikatakan sangat mirip oleh berbagai pihak.
Ketika kasus pelanggaran merek dagang dibawa ke pengadilan, maka pengadilan akan menilai unsur ini dan menentukan apakah benar kedua merek tersebut memiliki kesamaan visual yang mengarah terhadap pelanggaran atau tidak.
3. Potensi Kebingungan
Aspek yang sangat penting untuk diperhatikan ketika bicara tentang pelanggaran merek dagang yakni potensi kebingungann yang dapat ditimbulkan jika ada unsur serupa, terlebih jika layanan tersebut sangat terkait.
Dalam hal ini, pengadilan nantinya akan menilai terkait berbagai faktor, misalnya efek dari kemiripan merek, bukti kebingungan yang telah terjadi, dan kesamaan layanan yang diberikan.
Jika melihat merek dagang X Corp dan Multiply, maka bisa disimpulkan bahwa keduanya bergerak di bidang layanan yang terkait. X yang merupakan media sosial, sangat erat kaitannya dengan Multiply yang merupakan layanan periklanan dan pemasaran di media sosial.
4. Penggunaan yang Melanggar
Jika bicara tentang pelanggaran, maka sudah pasti kriteria yang ada di dalamnya yakni adanya tindakan pelanggaran. Pelanggaran merek dagang dapat terjadi ketika pihak tertentu memakai merek yang mirip dengan merek lain (terutama merek penggugatnya).
5. Penggunaan dalam Perdagangan
Kriteria yang selanjutnya yakni penggunaannya dalam perdagangan, hal ini berkaitan dengan poin pembahasan sebelumnya. Suatu pihak dapat dinilai melakukan pelanggaran merek dagang jika memakai merek tersebut untuk berbagai kegiatan perdagangan.
Dalam kriteria ini, X Corp jelas melakukannya untuk aktivitas komersial, sehingga sudah dipastikan memenuhinya.
Hal yang selanjutnya menjadi pertanyaan yakni apakah dapat dibuktikan bahwa logo X yang digunakan memang melanggar merek dagang yang sebelumnya telah terdaftar atau tidak.
Perebutan Merek Dagang atas Huruf X
Bicara tentang sengketa merek dagang bisa menjadi hal yang cukup rumit, termasuk tentang tuntutan Multiply atas merek dagang X Corp.
Logo X yang hanya terdiri dari satu huruf dapat menjadi aspek sangat umum. Bentuk geometris dari huruf ini pun terbilang sederhana, tidak ada ciri khas yang melekat untuk industri atau sektor tertentu. Hal ini dapat membuat penilaian tentang pelanggaran merek dagang akan semakin sulit.
Namun, jika kembali mengingat gaya belah ketupat yang digunakan oleh Multiply, hal ini bisa menambahkan ciri khas terhadap huruf X yang sangat umum. Gaya tersebut juga telah terdaftar secara resmi dalam merek dagang mereka.
Secara sah, Multiply memiliki hak eksklusif untuk memanfaatkan merek dagang tersebut, baik dalam desain layanan maupun penggunaan lainnya.
X Corp yang juga memakai logo serupa baru-baru ini, menjadikan munculnya berbagai pertanyaan kritis tentang batas dari pelanggaran merek dagang. Meski disajikan dalam bentuk yang berbeda, namun dengan logo yang sangat menyerupai, dapat menyebabkan kebingungan di mata pengguna dan publik secara umum.
Layanan yang sangat mirip dari keduanya, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, membuat kebingungan ini semakin rawan terjadi. Potensi pelanggaran ini pun menjadi bahan diskusi hangat oleh berbagai pihak.
Melalui sengketa ini, Anda perlu lebih waspada terkait merek dagang. Am Badar & Am Badar dapat menjadi solusi tepat jika membutuhkan pendampingan dari firma hukum, segera hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut tentang Layanan Merek Dagang dan Layanan Hak Cipta, serta simak juga berbagai artikel bermanfaat lainnya.
Dampak dan Implikasi Potensial Kasus terhadap Reputasi Merek
Dampak dan implikasi kasus merek dagang X Corp tentu dapat memasuki ranah hukum, serta aspek-aspek yang lebih luas dari itu, termasuk reputasi merek terhadap kedua pihak.
Terkait hukum, penyelesaiannya ada di tangan pengadilan. Berhasil atau tidaknya gugatan yang diajukan oleh Multiply, memberikan berbagai dampak dan implikasi, berikut penjelasannya.
1. Dampak jika Gugatan Berhasil
Jika nantinya Multiply berhasil dalam gugatannya, maka X Corp perlu mematuhi berbagai keputusan pengadilan. Keputusan tersebut dapat menuntut untuk adanya perubahan substansial terhadap logo X dan berbagai perombakan strategi secara total.
Media sosial Twitter yang sudah hadir sejak lama dan kini mengubah namanya menjadi X, tentu memiliki banyak pengguna dan massa yang sangat masif. Rebranding dengan mengubah nama pun telah membuat identitas dari media sosial ini berganti dan saat ini sudah cukup mapan di mata konsumen.
Ketika gugatan berhasil dan X Corps perlu menyusun ulang logo dan berbagai strateginya, maka hal ini dapat mengurangi tingkat kepercayaan. Selain itu, persepsi dari konsumen dan publik secara umum juga bisa banyak berubah.
Di sisi lain, Multiply dapat memanfaatkan kondisi ini secara optimal untuk menegaskan posisi dan brandingnya. Merek tersebut akan lebih dikenal secara luas dan sengketa ini dapat menjadi bukti keseriusannya terhadap kekayaan intelektual.
2. Dampak jika Gugatan Gagal
Selanjutnya, ada pula berbagai dampak jika gugatan ini gagal. X Corp yang dapat terus menggunakan logo huruf “X”, akan dapat terus menjalankan branding barunya ini. Persepsi negatif publik tentang penggunaan nama dan logo X juga dapat berkurang, sehingga kepercayaannya dapat meningkat.
Di sisi lain, Multiply bisa mendapatkan dampak buruk di pasar. Ketahanannya terhadap merek dagang juga akan dinilai melemah.
Pada dasarnya, kasus merek dagang X Corp dapat menjadi pembelajaran bagi berbagai pihak yang bergerak di bidang bisnis. Apapun hasil gugatannya, jadikan hal ini sebagai bahan referensi dalam memutuskan berbagai tindakan terkait merek dagang.
Anda juga tentunya membutuhkan tim hukum profesional dalam memberikan perlindungan secara optimal terhadap merek dagang Anda. Dalam hal ini, Am Badar & Am Badar dapat menjadi solusi tepat, segera hubungi kami untuk mengetahui lebih lanjut tentang Layanan Merek Dagang dan Layanan Hak Cipta, serta simak juga artikel bermanfaat lainnya.