Peliknya Pembagian Royalti Manusia Laba-Laba

Waktu Baca: 4 menit

Pekan lalu, jutaan pecinta film dihebohkan dengan trailer perdana untuk “Spider-Man: No Way Home”, entri terbaru dari waralaba Marvel Cinematic Universe oleh Marvel Studios. Trailer tersebut tidak hanya menampilkan karakter-karakter MCU populer seperti Spider-Man dan Doctor Strange, tetapi juga Doctor Octopus, tokoh antagonis yang pertama kali muncul di film hasil produksi Sony yaitu “Spider-Man 2”. Kehadiran tak terduga tokoh tersebut memicu desas-desus tentang akan adanya “reuni” antara aktor-aktor Spider-Man sebelumnya, yakni Tobey Maguire dan Andrew Garfield. Juga semakin panas dengan kabar bahwa Sony ingin membuat waralaba sendiri dengan karakter-karakter dari dunia Spider-Man seperti Venom dan Mobius. Ini mengundang banyak pertanyaan dari fans– mengapa ada begitu banyak versi Spider-Man? Apa hubungan film-film Spider-Man sebelumnya dengan MCU? Apakah Venom bagian dari MCU? Siapa sebenarnya yang memiliki Spider-Man? 

Jauh sebelum menjadi perusahaan hiburan yang digdaya, Marvel hanyalah sebuah perusahaan penerbit komik, dikenal dengan karakter-karakter originalnya seperti Iron Man, Captain America, Hulk dan tentunya Spider-Man. Pada tahun 1996, Marvel sedang mengalami krisis keuangan. Untuk menghindari kebangkrutan, Marvel menjual hak memproduksi film berdasarkan karakter-karakter mereka, dengan harapan bahwa keuntungan dari penjualan komik dan merchandise akan naik drastis setelah film-film tersebut mulai dirilis. Pada tahun 1999, Sony berhasil mendapatkan hak untuk memproduksi film Spider-Man. Hasilnya adalah trilogi film yang disutradarai oleh Sam Raimi dan dibintangi oleh Tobey Maguire, dimulai dengan film “Spider-Man” dan berakhir dengan “Spider-Man 3” pada tahun 2007. Produksi untuk film keempat sempat direncanakan, namun berbagai masalah dibalik layar membatalkan proyek tersebut dan mengakhiri versi Spider-Man ini.

Berdasarkan ketentuan perjanjian, Sony harus memproduksi film Spider-Man baru setiap beberapa tahun untuk mempertahankan hak perfilman akan karakter tersebut. Oleh karena itu, Sony dengan cepat merombak ulang franchise Spider-Man. Pada waktu yang sama, Marvel telah menjadi bagian dari Disney, Marvel Studios telah didirikan dan MCU sudah dimulai tanpa kehadiran Spider-Man. Pada tahun 2012, Sony merilis “Amazing Spider-Man”, disutradarai oleh Marc Webb bersamaan dengan Andrew Garfield sebagai pemeran tokoh utama. Film tersebut  meraih keuntungan sebesar $757,9 juta dolar, jauh dibawah pendapatan film “Spider-Man” yakni $890 juta dolar. Sekuelnya, “The Amazing Spider-Man 2” juga meraup keuntungan di bawah ekspektasi dan tidak disambut dengan positif, baik oleh fans maupun kritikus. Nasib franchise film Spider-Man pun kembali berada di ambang ketidakpastian.

Pada tahun 2015, Sony dan Marvel/ Disney mencapai perjanjian dimana Sony seakan “membagi” Spider-Man dengan Marvel. Berdasarkan ketentuan perjanjian ini, Sony secara mandiri mendanai semua film Spider-Man dan juga memiliki hak “keputusan kreatif akhir”, sementara Marvel Studios memproduksi film-film tersebut dan berperan sebagai “pemimpin kreatif”. Ini berarti Marvel berhak untuk memilih aktor, menentukan naskah film serta mengintegrasikan Spider-Man ke dalam Marvel Cinematic Universe. Untuk pendapatan dari film, Sony menerima sebesar 95% dari bagian dan sisanya diberikan kepada Marvel, namun Marvel mendapatkan seluruh keuntungan dari penjualan merchandise. Selebihnya, Sony berhak untuk memproduksi film berdasarkan karakter-karakter lain di dunia Spider-Man tanpa melibatkan Marvel Studios.  Ini mendorong Sony untuk menciptakan waralaba “Sony’s Spider-Man Universe”. “SSU” terdiri dari film-film berdasarkan karakter-karakter Spider-Man seperti “Venom” yang dirilis tahun 2018, dan “Morbius” yang akan dirilis tahun depan.

Andrew Garfield Vehemently Denies Being Part Of 'Spider-Man: No Way Home':  "I Ain't Got A Call"

Perjanjian diantara Sony dan Marvel/Disney sejauh ini telah melahirkan dua film dan keduanya meraih kesuksesan. “Spider-Man: Homecoming” berhasil meraih pendapatan sebesar $880,2 juta dolar.  Sekuelnya, “Spider-Man: Far From Home” menjadi film Spider-Man terlaris dengan pendapatan sebesar 1,1 miliar dolar. Meskipun perjanjian diantara Marvel/Disney dan Sony terbukti menguntungkan untuk kedua pihak, pada tahun 2019, hubungan manis diantara dua perusahaan hiburan tersebut sempat terancam. Setelah kesuksesan “Far From Home”, dikabarkan bahwa Marvel ingin mengubah berbagai ketentuan di perjanjian awal dengan Sony. Marvel menginginkan tanggung jawab pendanaan produksi film Spider-Man untuk dibagi rata diantara kedua pihak. Selebihnya, Marvel juga ingin mendapatkan bagian sebesar 50% dari pendapatan film. Angka yang berbeda jauh dari kesepakatan awal dimana Marvel hanya menerima 5% dari keuntungan box office. Sony, menolak usulan tersebut dan sempat mengancam untuk menarik kembali Spider-Man, sehingga karakter tersebut tidak dapat muncul kembali di film-film MCU mendatang. Untungnya untuk para penggemar Marvel, masalah ini dengan cepat diselesaikan. Marvel dan Sony akhirnya mencapai kesepakatan baru dimana Marvel akan meraih 25% dari pendapatan film-film Spider-Man yang akan datang. 

“Spider-Man: No Way Home” berpotensi menjadi perkembangan menarik dalam hubungan rumit Sony dan Marvel. Banyak fans berspekulasi bahwa premis unik dari film tersebut, dimana Doctor Strange membuat seluruh penduduk dunia Marvel lupa tentang identitas Spider-Man, dan membuka “portal” ke alam semesta lain, merupakan peluang untuk mengintegrasikan Spider-Man ke Sony’s Spider-Man Universe. Hubungan MCU dengan SSU memang selama ini tidak begitu jelas. Tokoh Venom merupakan salah satu antagonis terpenting Spider-Man di komik, meskipun demikian, film “Venom”  sama sekali tidak menyebutkan Spider-Man ataupun tokoh-tokoh lain dari dunia MCU. Sony, maupun Marvel enggan untuk memberikan penjelasan konkrit tentang hubungan kedua waralaba mereka. Namun pada tahun 2019 kepala Marvel Studios, Kevin Feige, bersamaan dengan pengumuman mengenai perjanjian baru diantara Sony dan Marvel, menyatakan bahwa untuk kedepannya Spider-Man dapat “melintasi alam semesta sinematik”. Dalam kata lain, ada potensi untuk Spider-Man muncul di waralaba SSU. Pernyataan yang serupa juga dikeluarkan oleh eksekutif Sony, Sanford Panitch. Beliau mengungkapkan adanya rencana untuk menghubungkan SSU dengan MCU, dan “Spider-Man: No Way Home” akan memperjelas wacana tersebut. Selebihnya, Adrian Toomes, seorang tokoh antagonis yang muncul di film oleh Marvel Studios, “Spider-Man: Homecoming” dikonfirmasi akan tampil di “Morbius”, entri mendatang untuk waralaba SSU.

Mungkin depan jangka panjang Spider-Man belum bisa diketahui secara pasti, namun dilihat dengan hubungan Sony dan Marvel yang terlihat membaik, serta angka-angka menakjubkan dari keuntungan yang dihasilkan baik melalui film maupun merchandising (1,4 miliar dolar per tahun menurut Hollywood Reporter) sepertinya para fans tidak perlu khawatir akan kehilangan Spider-Man di layar lebar, bahkan mereka layak optimis kalau kisah-kisah Spider-Man dan karakter-karakter pendukungnya akan semakin seru.

Sumber:

Berita Terkait

Layanan Terkait

Layanan terkait kami berdasarkan artikel

Kami menyediakan berbagai layanan Kekayaan Intelektual yang berkaitan dengan artikel yang Anda baca.

Berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik dengan layanan kami