...

Gugatan Marvel vs Jack Kirby

Waktu Baca: 4 menit
Marvel vs Jack Kirby lawsuit

Gugatan antara Marvel vs Jack Kirby terjadi di tengah-tengah popularitas karakter-karakter Marvel. Sebut saja X-Men, Captain America, The Incredible Hulk, hingga Iron Man. Berbagai karakter tersebut mewarnai film-film Marvel yang mendominasi masa remaja hingga dewasa para penggemar superhero. 

Jack Kirby adalah orang yang membantu Marvel menciptakan karakter ikonik dan legendaris dalam filmnya. Artis buku komik ini salah satu yang terbaik dalam sejarah. Tidak heran bila Kirby berkontribusi pada kesuksesan Marvel yang mendunia.

Kasus ini menekankan pentingnya hak cipta, baik bagi sang pemilik karya maupun perusahaan yang mempekerjakannya. Anda bisa mengeksplorasi Layanan Hak Cipta dari Am Badar & Am Badar agar tidak perlu terlibat dalam gugatan hak cipta. 

Siapa Jack Kirby?

Jack Kirby adalah inti dari terjadinya gugatan Marvel vs Jack Kirby. Mengenal Kirby penting agar Anda memahami perihal yang melatarbelakangi kasus ini. Memiliki nama lahir Jacob Kurtzberg, Kirby lahir tahun 1917 di New York. 

Namanya ada di antara Kings of Comics, yaitu pencipta buku komik yang terkenal dalam sejarah. Julukan raja komik tersebut tidak mengherankan mengingat kemampuan imajinasi Kirby yang mengagumkan. 

Imajinasi tersebut memungkinkan para penggemar Marvel dapat menikmati karakter seperti Hulk, Iron Man, hingga Thor yang melegenda. Karakter ciptaan Kirby pun bukan sekadar karya seni yang bisa Anda lupakan begitu saja. 

Karakter tersebut adalah nyawa dari buku komik Marvel di tahun 1960-an. Ini bahkan tidak mengada-ngada. Kirby berhasil menarik hati pembaca dengan membuat karakter tersebut relevan. Pendekatan Kirby yang kreatif menjadikan para superhero ciptaannya juga punya kehidupan nyata dan kelemahan, seperti manusia. 

Sayangnya, kontribusi Kirby yang tak ternilai pada kesuksesan Marvel malah mengarahkannya menghadapi gugatan hukum dengan Marvel berpuluh tahun kemudian. Ini karena Kirby adalah pekerja lepas yang bekerja secara independen. 

Kirby memberi Marvel karakter ciptaannya dengan persetujuan tertentu. Namun, pada kala itu, persetujuan tersebut tidak memperhitungkan nilai tinggi yang karakter tersebut miliki. 

Untuk memahami siapa Jack Kirby lebih dalam dan apa dampak dari gugatan ini, mari simak dengan seksama melalui pembahasan selanjutnya.

Kronologi Marvel vs Jack Kirby

Kasus perselisihan Marvel dengan Jack Kirby secara hukum ini baru terungkap setelah beberapa tahun. Berikut beberapa poin yang mewakili momen penting di dalam perselisihan ini:

Kontrak Kirby dan Kontribusinya

Awal mulanya, Jack Kirby bekerja sebagai artis komik lepas di Marvel Comics. Ini berlangsung dari tahun 1958 hingga tahun 1963. Mengingat ia adalah pekerja lepas, maka caranya bekerja dilakukan dari studio rumahannya sendirian. 

Kirby yang mengembangkan karakter dan cerita-ceritanya. Kala itu, ia menyediakan peralatannya sendiri. Bahkan, menanggung beban finansial dari pekerjaannya. Inilah yang nanti akan menjadi inti dari argumentasi para ahli waris Kirby. 

Sistem pembayaran dari Marvel ke Kirby adalah per halaman. Namun, Kirby tidak dijanjikan dengan penerbitan karyanya ataupun royalti. Standar industri saat itu memang seperti ini. Akhirnya, Kirby tidak memiliki klaim hak cipta resmi atas karakter-karakter yang ia ikut ciptakan. 

Para Ahli Waris menuntut Haknya

Lanjut ke tahun 2009, para ahli waris Kirby menggunakan haknya berdasarkan undang-undang hak cipta tahun 1976. Isi undang-undang tersebut mengizinkan pencipta karya atau ahli warisnya untuk mengklaim kembali hak cipta yang dialihkan setelah periode tertentu. 

Para ahli waris mengeluarkan 45 pemberitahuan penghentian pada Marvel dan afiliasinya. Seperti Sony Pictures, Walt Disney, hingga Universal. Pemberitahuan tersebut menjadi awal dimulainya kasus Marvel vs Jack Kirby. 

Kasus ini melibatkan karya-karya inti yang Kirby ciptakan di antara tahun 1958 serta tahun 1963. Termasuk mempertanyakan kepemilikan Marvel terhadap karakter tersebut. Para ahli waris Kirby pun menyatakan bahwa hasil karyanya bukan dibuat untuk disewakan. 

Itu sesuai dengan yang didefinisikan oleh hukum hak cipta. Namun, hasil karya Kirby adalah hasil karya pekerja lepas yang dijual ke Marvel dengan persyaratan yang mengizinkan pengakhiran kontrak serta perolehan kembali hak-haknya berpuluh tahun kemudian. 

Gugatan Marvel

Pada tahun 2010, Marvel diakuisisi oleh Disney. Tahun ini Marvel merespon dengan mengajukan gugatan untuk menantang surat pemberhentian. Marvel pun menyatakan bahwa karya ciptaan Kirby dibuat untuk disewakan. 

Artinya, Marvel akan menjadi pencipta asli karya dan pemilik hak cipta eksklusifnya. Menurut hukum, posisi Marvel dapat membatalkan pemberhentian hak pengakhiran hukum bagi ahli waris Kirby.

Dasar dari klaim Marvel tersebut adalah pengujian contoh dan biaya. Maksudnya, karya apapun yang ditugaskan serta diciptakan atas dasar biaya dari pihak penyewa akan dianggap sebagai pekerjaan untuk disewa. Ini akan menghapus hak pemberhentian yang dimiliki keluarga Kirby. 

Putusan Pengadilan Negeri

Kasus ini pun kemudian dibawa ke pengadilan negeri dengan hasil putusan berpihak ke Marvel yang menguntungkan. Pengadilan memutuskan bahwa hasil karya Kirby sesuai dengan kondisi contoh dan biaya, sehingga tergolong pekerjaan yang dibuat untuk disewakan. 

Para ahli waris Kirby mengajukan banding, tetapi ditolak. Pengadilan banding menguatkan kepemilikan Marvel, sedangkan keluarga Kirby tidak memiliki hak pemberhentiannya lagi. Keputusan ini banyak dikritik karena terlalu menguntungkan perusahaan.

Peningkatan ke Mahkamah Agung

Kemudian, pewaris Kirby meminta Mahkamah Agung Amerika Serikat untuk memeriksa kasusnya. Pernyataannya pun menyebutkan bahwa standar pada pengujian contoh dan biaya bertentangan dengan tujuan kongres dalam undang-undang hak cipta tahun 1976 yang berupaya melindungi artis dari kontrak yang kurang manusiawi.

Kasus Marvel vs Jack Kirby pun mendapatkan dukungan dari para penulis hingga artis yang mendesak Mahkamah Agung untuk segera menangani kasus ini.

Penyelesaian Sidang Mahkamah Agung

Marvel dan keluarga Kirby akhirnya mencapai penyelesaian rahasia pada tahun 2014, tepatnya bulan September. Ini terjadi beberapa hari sebelum Mahkamah Agung memutuskan keterlibatannya. 

Baik Marvel maupun keluarga Kirby menyatakan bahwa mereka saling menghormati dan bertanggung jawab untuk menghargai hasil karya Kirby sebagai harta peninggalan Marvel. Akhirnya, para pewaris Kirby memenangkan perselisihan hukum ini meskipun tidak ada yang tahu isi dari penyelesaian tersebut.  

Dampak Gugatan Marvel vs Jack Kirby

Gugatan ini sebenarnya bukan hanya mempertaruhkan hak cipta, namun juga menekankan bagaimana para pekerja lepas kesulitan melindungi hak-hak mereka. Lebih jelasnya, kasus ini membuka kekurangan dari pengujian contoh dan biaya yang tidak adil. 

Sebab, pengujian tersebut cenderung menguntungkan perusahaan saja. Bila bergantung pada pengujian contoh dan biaya, maka pengadilan melemahkan tujuan dalam Undang-Undang Hak Cipta tahun 1976. Undang-Undang tersebut memang dirangkai untuk memberi kesempatan kedua pada artis dan pewarisnya agar lebih diuntungkan. 

Kasus ini juga menekankan esensi kontrak yang detail dan menyeluruh, yang menjelaskan kompensasi serta kepemilikan di muka untuk para pekerja lepas hingga penulis. 

Setelah memahami kasus Marvel vs Jack Kirby, kini Anda tahu pentingnya melindungi karya ciptaan dengan hak cipta. Maka dari itu, hanya percayakan pada Layanan Hak Cipta dari Am Badar & Am Badar yang kredibel!

Hubungi kontak kami dan kunjungi halaman layanan dan artikel untuk dapatkan informasi terkini! Baca juga Pengertian Hak Cipta untuk Karakter Anime yang bantu Anda memahami bagaimana hak cipta dalam industri kreatif.

Layanan Terkait

Layanan terkait kami berdasarkan artikel

Kami menyediakan berbagai layanan Kekayaan Intelektual yang berkaitan dengan artikel yang Anda baca.

Berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik dengan layanan kami