...

Gugatan Paten TikTok vs Triller

Waktu Baca: 4 menit

TikTok vs Triller adalah dua nama dengan popularitas menakjubkan di komunitas platform video berdurasi pendek. Keduanya berselisih untuk memperebutkan paten teknologi yang digunakan menyinkronkan video dengan musiknya.

Ini terjadi pada tahun 2020, ketika Triller menggugat Tiktok dan menyatakan bahwa fitur green screen milik Tiktok meniru paten mereka pada tahun 2017. Paten tersebut mengatur pembuatan video musik dengan audio. 

Setelah beberapa waktu berlalu, kedua perusahaan tersebut menghentikan gugatannya sehingga perselisihan berakhir tidak terselesaikan. Anda bisa mengecek Layanan Paten dari Am Badar & Am Badar untuk memahami kasus ini lebih jauh. Selengkapnya,  simak pembahasan berikut!

Latar Belakang Kasus

Kasus perselisihan antara TikTok vs Triller dimulai dari tahun 2020 lalu. Kala itu, Triller menggugat Tiktok karena mencuri teknologi mereka yang dipatenkan. Paten Triller tersebut melindungi teknologi berupa metode menyejajarkan video dengan audio yang sama 

Teknologi tersebut populer di aplikasi media sosial seperti Tiktok. Paten tersebut adalah Paten A.S. Nomor 9.691.429 yang didapatkan pada tahun 2017. Komplain yang dilakukan Triller secara spesifik menargetkan fitur ‘video green screen’ di Tiktok yang muncul pada tahun 2019. 

Fitur tersebut memudahkan Anda merekam video berbeda, lalu menyinkronkannya dengan satu lagu. “Tiktok menggunakan teknologi milik kami tanpa izin dan menirunya”, begitu kata Triller. 

Kasus ini mendapat perhatian karena orang-orang ingin tahu siapa sebenarnya yang memiliki hak cipta untuk inovasi tersebut. Meskipun kasusnya telah dibatalkan, namun Anda bisa mengambil pelajaran bahwa paten dalam sektor teknologi sangatlah kompetitif. 

Argumen Hukum Utama

Argumen hukum yang menjadi topik utama pada kasus TikTok vs Triller sebenarnya tidak rumit. Intinya, Triller berargumen bahwa TikTok serta perusahaan induknya bernama ByteDance telah menggunakan teknologi milik Triller yang dipatenkan tanpa izin.

Gugatan ini juga menekankan beberapa klaim yang cukup spesifik dari paten Triller,  yang meliputi:

  • Mencocokkan klip video dengan audio terpilih;
  • Memilih track audio serta menangkap beberapa klip video;
  • Memainkan audio sembari merekam video.

Klaim spesifik utamanya merujuk pada fitur video green screen yang disebut sebagai tiruan langsung teknologi Triller. Mereka juga menyampaikan bahwa Tiktok sebenarnya tahu mengenai paten terkait. Namun, acuh-tak-acuh dan tetap menggunakannya sehingga merugikan Triller. 

Apa yang Triller inginkan dari Tiktok adalah adalah denda kerugian serta perintah untuk mencegah penggunaan lebih lanjut teknologinya di aplikasi Tiktok. Kemudian, tidak hanya Tiktok yang digugat oleh Triller. 

Terdapat pula gugatan untuk klaim paten sejenis kepada kompetitornya seperti Dubsmash serta Reels di Instagram. Kedua platform tersebut juga memiliki fitur menyinkronkan video dan musik di dalamnya. 

Sementara itu, Tiktok membantah pelanggaran paten apapun. Tiktok menyampaikan bahwa fitur dan teknologi video green screen miliknya berbeda dengan milik Triller. Mengingat ada platform lain yang memiliki fitur serupa, Tiktok pun menanyakan keabsahan paten Triller. 

Sebab, paten tersebut kurang spesifik dan terlalu luas untuk melindungi fitur spesifik mereka. Tiktok juga menyatakan bahwa paten Triller tidak memiliki kekuatan yang berarti dan tidak eksklusif. Jadi, patennya tidak melindungi tuduhan mereka terhadap Tiktok.

Proses Pengadilan dan Pembaruannya

Bagaimana pengadilan kasus TikTok vs Triller berjalan? Pengadilan dilakukan pertama kali pada tahun 2020 di bulan Juli, tepatnya di Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Barat Texas. Pusat komplain Triller adalah keyakinan mereka bahwa Tiktok secara sengaja meniru fiturnya yang dipatenkan. 

Gugatan tersebut pun kemudian melalui proses yang berliku-liku sejak awal pengajuannya. Kasus ini kemudian dipindahkan ke California Utara pada tahun 2021 setelah dimulai di Texas. California Utara sendiri adalah tempat yang cukup populer bagi Tiktok. 

Tiktok pun ternyata mengajukan gugatan mereka sendiri terhadap Triller. Tuduhannya adalah pelanggaran berbagai paten yang berhubungan dengan media digital serta unduhan musik. Namun, kasusnya ditahan lebih dulu karena permintaan peninjauan validitas paten oleh kedua belah pihak.

Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat adalah pihak yang akan meninjau validitas paten tersebut. Triller juga melakukan naik banding terhadap keputusan Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat yang menyatakan bahwa beberapa bagian paten mereka tidak sah. 

Fakta mengejutkan berikutnya adalah ketika kedua perusahaan mengajukan pembebasan gugatan di tahun 2022. Namun, kemungkinan mengajukan kembali gugatan mungkin ada. 

Kasus antara TikTok vs Triller memang belum benar-benar berakhir. Baik Tiktok maupun Triller memutuskan untuk berhenti sejenak dalam perselisihan hukum ini. Mereka memutuskan untuk menilai kembali posisi masing-masing di industri dan menjelajahi penyelesaian di luar pengadilan.  

Kini, belum jelas apa yang selanjutnya akan dilakukan oleh Tiktok dan Thriller. Satu hal yang bisa disimpulkan, kasusnya belum benar-benar selesai. Kedua perusahaan memilih untuk menikmati waktu untuk memutuskan apakah ingin terus mengupayakan gugatan di pengadilan atau mencari cara lain yang lebih baik untuk mengatasi masalahnya.

Implikasi yang Lebih Luas terhadap Industri Teknologi dan Media Sosial

Alih-alih hanya dua perusahaan yang terlibat perselisihan dan perebutan paten, kasus antara Tiktok dan Thriller sebenarnya lebih besar daripada itu. Implikasinya lebih luas serta cukup banyak disorot oleh komunitas media sosial.

Terutama tentang kompetisi antar keduanya yang cukup intens. Terlebih mengetahui bahwa Triller adalah platform yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Tiktok. Seiring dengan bertambah banyaknya perusahaan yang terjun ke tren video pendek, gugatan paten menjadi cara bagi platform kecil untuk menantang platform yang lebih besar. 

Bayangkan saja apabila Triller memenangkan gugatan dengan Tiktok. Peristiwa ini akan menjadi preseden bagi perusahaan lain agar mulai mengajukan gugatan serupa melawan para raksasa teknologi yang ada. 

Masa depan pun bisa saja menjadi ladang perselisihan hukum. Inovasi-inovasi lebih diperlambat. Berbagai perusahaan akhirnya lebih fokus pada melindungi dan menjaga paten yang mereka punya daripada menciptakan fitur-fitur baru. 

Hal yang utama dalam kasus TikTok vs Triller adalah terdapat isu lebih penting yang sedang terjadi, yakni bagaimana perusahaan teknologi melindungi dan menggunakan kekayaan intelektualnya. Aplikasi media sosial pun terus saling mengubah dan meniru fitur satu sama lain. 

Maka dari itu, semakin sulit untuk mengetahui siapa yang memiliki paten apa. Gugatan ini juga mendorong perlindungan paten yang lebih ketat dalam industri. Perusahaan rintisan pun akan semakin sulit memasuki pasar jika seperti itu. 

Pengawasan TikTok di Amerika Serikat menyangkut perihal keamanan nasional pun hanya akan menambah bahan bakar ke dalam api. Jika akhirnya TikTok dilarang, Triller berpotensi meningkat jumlah unduhannya karena orang-orang mencari alternatif yang tidak jauh berbeda.

Pentingnya paten telah digambarkan melalui kasus TikTok vs Triller yang menarik untuk diikuti. Meskipun pada akhirnya kasus ini berada dalam masa lenggang, namun Anda yang ingin mengelola platform serupa harus menguasai seluk beluk paten terlebih dahulu agar tidak perlu menghadapi perselisihan hukum dengan kompetitor.

Untuk itu, gunakan Layanan Paten dari Am Badar & Am Badar yang komprehensif dan menjawab kebutuhan paten Anda dengan optimal. Hubungi kami untuk konsultasi perihal paten! Kunjungi juga laman layanan dan artikel agar tidak ketinggalan informasi menarik tentang paten.

Layanan Terkait

Layanan terkait kami berdasarkan artikel

Kami menyediakan berbagai layanan Kekayaan Intelektual yang berkaitan dengan artikel yang Anda baca.

Berinvestasi untuk masa depan yang lebih baik dengan layanan kami